Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Perlukah?

By , Comment
Sesuai namanya kereta cepat atau juga yang sering di sebut kereta peluru adalah kereta yang dapat melaju sangat cepat, dengan menggunakan teknologi levitasi magnetik rata-rata kecepatan tertingginya hingga 320 kilometer per jam. Bahkan dilansir dari laman Tempo.co baru-baru ini ada kereta yang mampu melaju hingga 603 kilometer per jam.
Source: Google.com
Beberapa hari ini Indonesia-pun diramaikan dengan rencana pembangunan kereta cepat untuk rute Jakarta-Bandung. Setidaknya ada dua negara yang menawarkan bantuan pinjaman untuk pembangunan kereta cepat ini, yaitu Jepang dan China. Jepang sendiri menawarkan kereta E5 Series, seharga kurang lebih Rp. 60 Triliun dengan lama pinjaman 40 tahun. Sementara China menawarkan kereta CRH 380A Series seharga kurang lebih Rp. 71 Triliun dengan lama pinjaman yang juga 40 tahun.
Namun pertanyaannya, pentingkah ini untuk Indonesia sekarang? Apakah Indonesia benar-benar memerlukan kereta cepat ini? Atau hanya untuk gengsi? Atau malah akan menjadi lahan korupsi?
Bayangkan saja di pulau jawa ada kereta cepat bernilai puluhan triliun rupiah namun di Indonesia timur dan sumatera masih banyak daerah yang belum teraliri listrik. Masih banyak daerah terpencil di Indonesia yang masih butuh perhatian lebih, jangankan mengenal kereta anak-anak pergi sekolah saja harus jalan kaki hingga puluhan kilometer, bahkan tanpa alas kaki.
Apakah Indonesia itu hanya pulau jawa saja?

Source: Facebook - Petisi Kedaulatan
Bahkan berita terbaru dari kompas.com mengatakan ada 900 Kecamatan yang belum memiliki SMA/SMK. Thamrin Kasman selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan setidaknya ada 3 juta lulusan SMP dan 100.000 anak di antaranya tidak lanjut ke SMA/SMK. 
***
Mengutip dari kompas.com Menteri Perhubungan Ignasius Jonan - "Sejak awal, atau ketika masih menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Jonan menolak proyek shinkansen jika didanai APBN, baik secara langsung maupun dengan cara utang. Menurut dia, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung tidak terlalu penting dibandingkan pengembangan kereta api trans-Sumatera, trans-Kalimantan, trans-Sulawesi, serta trans-Papua." Ya, sayapun setuju dengan pernyataan tersebut. Namun kini pertanyaannya apakah presiden kita Bapak Jokowi Dodo memiliki pendapat yang sama dengan Menteri Perhubungan-nya? Ah, entahlah. Namun tetap boleh saja berharap dan selalu ada harapan, semoga saja. Amin...
Share on Facebook Tweet on Twitter Share on Google+
author
UrisAronRealase at

Nothing

You Might Also Like

Comment Now

0 comments